WELCOME 2 MY BLOG

POST YOUR COMMENTS AFTER YOU SEEN THE FOLLOWING ARTICLES, VIDEOS AND PICTURES

Tidak Diperkenankan Menulis Komentar Yang Berkonotasi Politik, Anarki, Pornografi dan Rasisme

Minggu, 07 Mei 2023

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.2

3.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.2

FIFIE S. POSUMAH, SE

CGP ANGKATAN 7

SMK NEGERI 1 TOMBARIRI


 Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.
  2. CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada.
  3. CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.
  4. CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.



HASIL ANALISIS VIDEO

  • Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?

Visi dari sekolah tersebut adalah Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Nyaman dan Menyenangkan Untuk Murid

  • Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?

Prakarsa Perubahan : Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar

  • Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?

Berdasarkan tayangan video yang sudah disaksikan, pertanyaan utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah :

 “Apakah yang menjadi Penyemangat Belajar murid di dalam kelas?”

  • Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan B – A – G – J – A :

    1. Buat Pertanyaan Umum : “ Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?

Kegiatan / tindakan yang dilakukan oleh guru adalah :

-      Mengajukan pertanyaan tentang hal – hal yang disukai oleh murid didalam kelas

-      Guru memberikan kesempatan bagi murid untuk dapat menyebutkan hal – hal yang membuat kelas lebih nyaman dan menyenangkan

    1. Ambil Pelajaran : “ Aktivitas atau kegiatan apa yang dapat dilakukan oleh murid dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan?”

Kegiatan / Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah :

-      Guru mengajak murid melakukan kunjungan ke kelas lain yaitu kelas dua dan enam untuk dapat melihat suasana kelas yang bisa menjadi contoh suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan

-      Guru mengarahkan murid melakukan wawancara bersama teman kelas lain untuk menanyakan hal – hal yang berhubungan dengan suasana kelas yang nyaman dan juga menyenangkan bagi mereka

-      Guru mengajak murid mendiskusikan bersama kelompoknya tentang apa yang mereka dapatkan dari kunjungan dikelas dua dan enam yang mereka sukai.

    1. Gali Mimpi : “Langkah apa yang bisa dilakukan dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan?”

Kegiatan / Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah :

-      Guru mengajak murid untuk membayangkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan

-      Guru mengarahkan murid untuk membuat gambar desain kelas sesuai dengan apa yang mereka impikan serta mempresentasikan hasil yang sudah mereka buat didepan kelas

    1. Jabarkan Rencana : “ Hal – hal apa yang menunjang kelas dapat lebih nyaman dan menyenangkan?”

Kegiatan / Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah :

Guru membimbing serta mengarahkan murid untuk dapat menjabarkan hal – hal yang perlu dilakukan didalam kelas, atau perlu untuk diadakan agar kelas bisa lebih nyaman dan menyenangkan serta melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang sudah disampaikan oleh guru 

    1. Atur Eksekusi : “Bagaimana peran murid dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan?”

Kegiatan / Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah :

-      Guru menugaskan kepada masing – masing kelompok yang sudah ditetapkan untuk melaksanakan hal – hal yang sudah ditugaskan

-      Guru menugaskan murid untuk menyiapkan bahan – bahan yang diperlukan sesuai dengan tugas masing – masing kelompok

-      Guru mengarahkan murid agar secara bersama – sama mengatur dan menata kelas sesuai dengan apa yang diinginkan

  • Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?

-      Guru mampu mengajak murid untuk terlibat aktif dalam kegiatan dikelas.

-      Guru dapat menciptakan suasana kelas dimana murid mampu berperan aktif dalam mengidentifikasi apa yang diinginkan oleh mereka berhubungan dengan yang nyaman dan menyenangkan bagi murid.

-      Guru dapat menggerakan murid agar bersama – sama mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan seperti yang diharapkan

 

  • Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?

Modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video adalah :

- Modal Manusia      : Guru mampu menggerakkan murid untuk aktif  dalam mewujudkan suasana kelas yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh murid – murid

- Modal Fisik             : Guru memanfaatkan ruang kelas beserta sarana prasarana yang ada didalam ruangan tersebut agar dapat tercipta suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan

- Modal Finansial     : Guru dapat memaksimalkan sumber finansial yang ada baik yaitu antara guru dan murid dalam mempersiapkan bahan -  bahan yang akan digunakan dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan

Selasa, 25 April 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1


KONEKSI ANTAR MATERI 

MODUL 3.1 

"PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI - NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN"




Tujuan Pembelajaran Khusus: 

  1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
  2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.


Kegiatan Pemantik
:

 “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Dari kutipan tersebut yang dapat disimpulkan bahwa sebagai pendidik salah satu tugas kita adalah bagaimana kita memberikan pendidikan dalam pengetahuan bagi murid – murid dan itu salah satu tujuan yang baik yang harus kita capai. Namun tujuan lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita mampu memberikan  pendidikan yang berharga dalam pembentukan karakter mereka agar mereka dapat bertumbuh menjadi pribadi -  pribadi yang baik yang berkarakter mulia dengan kompetensi yang dimilikinya dimasa depan.

  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Setiap keputusan yang kita ambil tentunya harus berdampak baik yang terutama adalah bagi banyak orang bukan untuk kepentingan pribadi kita sendiri. Sesuai dengan prinsip dan nilai yang ada dalam diri saya maka setiap keputusan yang diambil adalah keputusan untuk kepentingan bersama dan dapat dipertanggungjawabkan. Apa yang diputuskan berdampak positif bagi orang lain yang ada dilingkungan kita.

  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pendidik kita bertanggung jawab dalam menuntun murid dalam setiap proses pembelajaran. Dan keputusan yang diambil tentunya adalah keputusan yang berpihak pada murid, dimana dalam setiap pengambilan keputusan melibatkan murid dengan komunikasi yang bersifat dua arah agar bisa memahami sepenuhnya tentang murid kita. Setiap keputusan yang diambil adalah keputusan yang bisa merupakan kesepakatan bersama antara kita sebagai pendidik dan murid-murid kita

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Proses pembelajaran yang saya jalani selama ini di progam guru penggerak merupakan hal yang luar biasa yang saya alami selama menjadi seorang pendidik. Banyak hal yang saya peroleh sebagai pengalaman penting bukan hanya dalam meningkatkan pengetahuan saya tapi juga keterampilan yang dapat saya terapkan pada murid – murid maupun rekan guru disekolah. Bagaimana saya dalam mengambil keputusan harus benar – benar harus mempertimbangkan banyak hal terlebih dengan pengalaman yang saya dapatkan dari wawancara bersama kepala sekolah. Apa yang saya dapatkan melalui pembelajaran dimodul 3.1 ini, seorang pendidik harus memiliki karakter yang baik yang juga harus memiliki kebijaksanaan dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga setiap keputusan yang diambil tidak akan merugikan orang lain, tapi keputusan tersebut merupakan keputusan yang terbaik untuk kepentingan bersama.



Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

 

KONEKSI ANTAR MATERI

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka  Ki Hajar Dewantara kita kenal melalui semboyannya yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Semboyan ini merupakan hal yang harus terikat dalam diri kita sebagai seorang pendidik maupun dalam penerapannya untuk pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Seorang pemimpin haruslah bisa menjadi panutan bagi orang lain, juga mampu bertindak untuk bisa membimbing serta  mendorong orang lain agar dapat memaksimalkan setiap potensi yang dimilikinya.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap keputusan yang saya ambil adalah keputusan untuk kepentingan bersama dan dapat dipertanggungjawabkan yang sesuai dengan nilai - nilai yang ada dalam diri saya. Dan keputusan yang diambil tentunya juga harus berdampak baik yang terutama adalah bagi banyak orang bukan untuk kepentingan pribadi saya sendiri. Keputusan yang diambil sesuai dengan nilai -  nilai yang ada dalam diri saya juga selaras dengan prinsip – prinsip dalam pengambilan keputusan

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam hubungannya dengan kegiatan Coaching yang sudah diberikan oleh pendamping maupun fasilitator dengan apa yang sudah saya pelajari di Modul 3.1 ini memiliki keterkaitan dimana dalam mengambil keputusan  yang tepat maka dalam hal ini perlu ada komunikasi yang efektif antar dua pihak dalam bentuk percakapan Coaching dimana ketika dalam percakapan kita diarahkan untuk dapat memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki agar nantinya kita mampu mengambil keputusan yang tepat atau sesuai dengan yang diharapkan. Dengan proses coaching yang dilaksanakan yang sesuai dengan alur TIRTA maka kita mampu menghasilkan keputusan yang tepat. Rasa tidak percaya diri yang ada dalam diri yang sering muncul dalam setiap proses pengambilan keputusan dapat secara bertahap mampu kita atasi dengan kegiatan coaching dan dalam pembelajaran di modul ini kita mampu dengan lebih percaya diri untuk dapat mengambil keputusan.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya pastinya diperhadapkan dalam berbagai situasi yang berdampak pada keadaan emosionalnya. Oleh karena itu bagi seorang pendidik sangat penting untuk bisa memiliki kompetensi social emosionalnya terutama dalam melaksanakan pembelajaran bersama murid maupun interaksi dengan komunitas yang ada disekolah. Dalam aspek social emosional ini,seorang pendidik harus mampu untuk bisa memiliki kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran social, keterampilan berelasi terutama dalam hubungannya dengan penyelesaian atau pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dilemma etika. Seorang pendidik mampu mengelola emosi yang ada dalam dirinya, mampu mengendalikan emosi dalam dirinya jika diperhadapkan pada kasus dilemma etika, agar dalam penyelesaian kasus yang ada setiap keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat  oleh karena ditunjang dengan kompentensi social emosional yang baik yang dimilikinya.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Penyelesaian kasus yang berhubungan dengan masalah moral maupun etika terutama pembahasan studi kasus yang sudah dibahas bersama memang ada pertentangan dengan nilai – nilai yang ada dalam diri kita sebagai pendidik. Namun kembali lagi dari apa yang patut kita pertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan bahwa apa yang diputuskan merupakan hal yang terbaik terutama keputusan yang berpihak pada murid. Tentunya setiap keputusan yang diambil harus melalui tahap pengujian untuk pengambilan keputusan yang tepat.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya perlu melakukan tahapan pengujian pengambilan keputusan. Dimana kita perlu menetapkan 9 langkah atau tahapan pengujian untuk penyelesaian suatu masalah untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Kita mampu mengidentifikasi  paradigma masalah yang dihadapi serta juga mampu menetapkan prinsip yang sesuai dalam penyelesaian masalah yang ada. Tentunya dengan langkah yang tepat yang kita lakukan dengan melakukan 9 tahapan dalam pengujian pengambilan keputusan serta dilakukan dengan kolaborasi yang baik dari pihak – pihak yang terkait, maka pengambilan keputusan dapat dilakukan secara tepat yang nantinya akan menunjang lingkungan yang ada akan lebih positif, kondusif, aman dan nyaman.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang muncul dalam setiap pengambilan keputusan adalah apa yang diputuskan tentunya pasti ada yang pro dan kontra, ada perbedaan pandangan, ada yang menerima ada juga yang pasti menolak terutama dalam kasus yang berhubungan dengan dilemma etika. Tapi diharapkan dalam setiap keputusan  yang diambil tidak muncul situasi atau anggapan dimana keputusan yang diambil ada pihak yang merasa diuntungkan ataupun dirugikan. Penyelesaian kasus yang ada berpusat pada paradigma dilemma etika sehingga dalam proses pengambilan keputusan yang tepat kita dapat melakukannya dengan menerapkan 9 tahapan pengujian pengambilan keputusan berdasarkan kasus dilemma etika yang dihadapi.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sebagai pendidik kita bertanggung jawab dalam memberikan pengajaran yang memerdekakan murid kita. Kita juga harus mampu menciptakan pembelajaran yang memerdekakan murid. Murid – murid kita memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda – beda. Kita harus menjembatani atau memfasilitas setiap potensi yang dimiliki oleh murid – murid dengan melakukan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi murid – murid kita. Oleh karena itu sebagai pendidik kita perlu menetapkan suatu keputusan yang dihasilkan dalam kesepakatan bersama dimana murid mampu memahami ataupun menjalaninya dengan penuh tanggung jawab.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran selalu diperhadapkan dengan tantangan berat dalam setiap proses pengambilan keputusan. Bukan hal yang mudah dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan murid – muridnya, seorang pemimpin pembelajaran akan mempertimbangkan banyak hal dalam kaitannya dengan kehidupan dan masa depan murid. Pemimpin pembelajaran menginginkan yang terbaik bagi murid-muridnya, dimana dalam mengambil keputusan perlu melibatkan pihak terkait dalam hal ini sesama rekan guru. Dengan kolaborasi yang baik, keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat dan berpihak pada murid yang juga berdasarkan nilai – nilai yang dimiliki oleh seorang pemimpin  pembelajaran.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir dari pembelajaran Modul 3.1 adalah dalam peran sebagai seorang Pendidik, setiap pengambilan keputusan  mencerminkan pribadi kita yang menonjolkan nilai-nilai sesuai dengan filosofi dari Ki Hadjar Dewantara  dimana juga menonjolkan apa yang menjadi semboyannya / Pratap Triloka. Keputusan yang diambil merupakan bagian dari apa yang menjadi visi kita sebagai pendidik yang juga nantinya akan turut menciptakan budaya positif dalam komunitas disekolah. Dalam setiap pengambilan keputusan bagaimana keadaan emosional sangat menentukan hasil dari keputusan yang diambil. Oleh karena itu penting bagi seorang pendidik untuk dapat memiliki kompetensi  social emosional dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan yang tepat. Dan juga proses coaching yang efektif yang juga turut menunjang proses pengambilan keputusan dalam penyelesaian suatu masalah.

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika merupakan suatu keadaan yang menunjukan dimana ada pertentangan nilai dimana ada 2 pilihan yang dianggap sama –sama benar, yang juga menunjakan tidak ada pelanggaran hukum didalamnya. Sedangkan untuk bujukan moral merupakan suatu keadaan dimana ada situasi yang benar dan salah, yang dalamnya menunjukkan adanya pelanggaran hukum.

Untuk 4 paradigma pengambilan keputusan merupakan situasi yang dihadapi yang menunjukan situasi masalah yang dihadapi berhubungan dengan permasalahan : individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasih sayang, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang.

3 Prinsip Pengambilan keputusan merupakan prinsip yang digunakan dalam setiap pengambilan keputusan yang mencakup : Berpikir Berbasis Hasil Akhir, Berpikir Berbasis Peraturan, Berpikir Berbasis Rasa Peduli .

 

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan merupakan tahapan yang dapat dilakukan dalam menganalisis suatu masalah atau kasus yang berhubungan dengan dilemma etika.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan situasi moral dilemma. Dalam setiap pengambilan keputusan sebelum saya mempelajari modul ini adalah saya berpegang pada nilai  yang ada dalam diri. Tapi setelah saya mempelajari Modul 3.1 ini saya dibekali dengan pemahaman tentang tahapan dalam pengambilan dan pengujian keputusan serta paradigma dan prinsip – prinsip pengambilan keputusan

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak bagi saya setelah mempelajari modul ini adalah pemahaman tentang cara pengambilan keputusan yang lebih baik jika diperhadapkan pada situasi atau kasus – kasus yang berhubungan dengan moral maupun etika. Dengan mempelajari modul ini saya dapat lebih mengidentifikasi setiap kasus kemudian dapat menentukan langkah pengujian dan pengambilan keputusan

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari Modul 3.1 ini buat saya sangat penting sekali. Karena sebagai pendidik tentunya sering diperhadapkan pada situasi yang rumit yang membutuhkan penyelesaian masalah yang tepat dengan pengambilan keputusan yang diharapkan bagi semua pihak. Dan sebagai pemimpin pembelajaran mempelajari modul ini menambah wawasan dan pengetahuan yang menunjang keterampilan dalam pengambilan keputusan.

 

FIFIE S. POSUMAH

                    CGP  ANGKATAN 7

                    SMK NEGERI 1 TOMBARIRI

Sabtu, 25 Maret 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 - COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 2.3

“COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK”

 

Tujuan Pembelajaran :

CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media

 

KESIMPULAN MATERI DAN REFLEKSI

 

*    KESIMPULAN

Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan proses pembelajaran dilaksanakan dengan pembelajaran yang berpihak pada murid dan juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri setiap pendidik di sekolah.

Menurut ICF coaching merupakan “…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif”. Selain coaching, ada beberapa metode pengembangan diri yang lain yang bisa jadi sudah kita praktikan selama ini di sekolah yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training.

Dalam Proses coaching antara Pendidik dan Murid maka terjadi komunikasi pembelajaran antara Pendidik dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan

“Coaching lebih menekankan kepada membantu seseorang untuk belajar

daripada mengajarinya”

Salah satu tujuan pengembangan kompetensi diri adalah agar guru menjadi otonom, yaitu dapat mengarahkan, mengatur, mengawasi, dan memodifikasi diri secara mandiri (self-directed, self-manage, self-monitor, self-modify). Untuk dapat membantu guru menjadi otonom, diperlukan paradigma berpikir dan prinsip coaching bagi orang yang mengembangkan.

Paradigma tersebut adalah:

1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

2. Bersikap terbuka dan ingin tahu

3. Memiliki kesadaran diri yang kuat

4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan

 

Saat kita melakukan percakapan dengan rekan sejawat dalam rangka membantu mereka untuk mengembangkan kompetensi diri mereka dan menjadi otonom kita juga perlu menerapkan  3 prinsip Coaching yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”

Dalam percakapan coaching ada 3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus yaitu :

1)  Kehadiran Penuh

Menghadirkan diri sepenuhnya atau presence penting dilatih agar kita bisa selalu fokus untuk bersikap terbuka, sabar, ingin tahu lebih banyak tentang coachee ;

2)  Mendengarkan Aktif

Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara;

3)   Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee.

Dalam melakukan percakapan coaching kita dapat menggunakan alur percakapan TIRTA yang membuat percakapan efektif dan bermakna, yaitu

1 ) Tujuan : Menyepakati topik Pembicaraan dan hasil pembicaraan ;

2) Identifikasi : Menggali dan memetakan situasi saat ini. Hubungan fakta-fakta yang ada.;

3) Rencana Aksi : Mengembangkan ide untuk alternative rencana aksi / solusi ;

4) Tanggung Jawab : Berkomitmen akan langkah selanjutnya



Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berpihak pada anak. Dalam pelaksanaannya ada 2 paradigma utama yang menjadi landasan dlm menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Tujuan supervisi akademik ini terpadu dan integral, tidak mengesampingkan tujuan yang satu dari yang lainnya. Melalui supervisi akademik potensi setiap guru dapat dioptimalisasi sesuai dengan kebutuhan yang nantinya dapat membantu para guru dalam proses peningkatan kompetensi dengan menerapkan kegiatan pembelajaran baru yang dimodifikasi dari sebelumnya.

 

*    REFLEKSI

Pada Pembelajaran di Modul 2.3 ini tentang Coaching untuk Supervisi Akademik memberikan pengalaman penting dalam menciptakan percakapan dengan membangun kemitraan dengan orang lain, terutama dengan murid dan rekan sejawat. Saya merasa senang karena mendapat pemahaman baru baik dalam teori maupun menerapkan percakapan coaching bersama rekan CGP.  Saya belajar bagaimana untuk bisa memiliki keterampilan dalam berkomunikasi terutama dengan model Coaching yang kedepannya dapat saya terapkan dalam menjalankan tugas saya sebagai Pendidik. Dan bukan saja memiliki keterampilan  Coaching yang harus saya miliki tapi bagaimana juga dapat menggunakan metode atau keterampilan lain yang dapat saya terapkan dalam rangka mengembangkan kompetensi murid maupun rekan sejawat yaitu dengan Mentoring, Konseling, Fasilitasi maupun Training agar dapat lebih memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh murid maupun rekan sejawat.

Seperti yang saya dapatkan dalam kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama instruktur, bagaimana jika kita mendapati murid ataupun rekan sejawat yang mengalami  kesulitan dalam menyelesaikan masalah mereka maka kita dapat menggunakan metode lain selain Coaching yaitu Mentoring, Konseling, Fasilitasi maupun Training disesuaikan dengan apa yang dialami oleh Murid maupun rekan sejawat.

Ada pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya ketika belajar tentang Modul 2.3

Apakah sebagai pendidik kita dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid disekolah kita? Bagaimana kita dapat mewujudkannya?

Sebagai pendidik tentunya kita ingin mewujudkan suatu perubahan dalam pembelajaran yang lebih berpihak pada murid. Dan tentunya perlu ada kolaboratif dari seluruh pihak sekolah. Penting bagi kita untuk terus meningkatkan kompetensi diri sebagai Pendidik. Untuk mewujudkan hal tersebut kita perlu melakukan Supervisi Akademik, karena dengan melakukan Supervisi Akademik kita dapat terus berefleksi untuk selalu memperbaiki diri agar lebih baik lagi. Dengan pemahaman dasar yang sudah kita dapatkan dalam pembelajaran di Modul 2.3 ini dapat kita terapkan untuk bisa membantu murid bahkan rekan sejawat dalam mengembangkan diri, yaitu dengan melakukan percakapan Coaching. Dengan Percakapan Coaching lebih mengarahkan mereka untuk dapat mengenali potensi dalam diri serta mampu untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi.

 

o  Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?

     Pembelajaran Berdiferensiasi

     Peran saya dalam keterkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi adalah bagaimana saya bertindak selaku coach dapat membantu rekan guru untuk dapat membantu ataupun memberikan pengarahan bagi rekan guru ketika mendapat kesulitan atau kendala dalam proses menciptakan pembelajaran yang berdiferensiasi. Sebagai Coach kita membantu rekan guru untuk mampu mengembangkan kompetensi yang dimilikinya dengan melakukan percakapan coaching. Dan bagi murid tentunya sebagai Coach dapat mengarahkan mereka dalam memenuhi kebutuhan belajar agar murid dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam diri mereka

     Pembelajaran Sosial dan Emosional

     Dalam proses Coaching penting bagi kita sebagai Coach untuk dapat membangun kemitraan bersama Coachee dengan menjalin komunikasi yang baik sehingga dapat terbentuk relasi yang positif dan juga menciptakan adanya keterbukaan dalam percakapan bersama.Dan bagaimana juga sebagai Coach dapat mengelola emosional dalam diri dalam percakapan yang dilakukan bersama Coachee sehingga dapat tercipta percakapan yang bermakna yang dapat membantu Coachee memaksimalkan potensinya atau dengan sendirinya Coachee menemukan solusi dari permasalahannya

o  Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran?

     Sebagai pemimpin pembelajaran bertanggung jawab dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan tentunya untuk menunjang hal ini perlu memiliki keterampilan Coaching. Coaching dapat diterapkan dalam pelaksanaan Supervisi Akademik yang nantinya akan turut membantu Pendidik dalam mengembangkan kompetensinya. Supervisi Akademik dilaksanakan bukan hanya sebagai tuntutan administrasi atau tanggung jawab sebagai pemimpin pembelajaran, namun diharapkan dengan Supervisi Akademik dapat membantuk Pendidik untuk lebih termotivasi lagi dalam memperbaiki diri untuk lebih baik lagi dalam melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid.Pada saat akan melakukan Supervisi Akademik sebagai pemimpin pembelajaran dapat melakukan Coaching dengan kegiatan Pra Supervisi dan Pasca Supervisi. Percakapan Coaching akan lebih mengarahkan Guru untuk dapat mengenali kompetensi yang ingin dikembangkan. Dan pemimpin pembelajaran dapat membantu Guru mewujudkan hal tersebut dengan melakukan percakapan Coaching.


Fifie S. Posumah

CGP Angkatan 7

SMK Negeri 1 Tombariri


 

 

 

 

 

 

 

 

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.2

3.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.2 FIFIE S. POSUMAH, SE CGP ANGKATAN 7 SMK NEGERI 1 TOMBARIRI   Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP da...